rpm-ftui

27/12/2016 10:28 Authored By: Administrator

MATAHARI adalah benda simbol makna yang tak kan ada habisnya dikupas. Dalam sejumlah kajian baik itu sastra, agama, eksak dan lainnya matahari memiliki kekuatan yang luar biasa. Contoh sederhana, matahari yang mempunyai sifat panas, penuh energi dan pemberi daya hidup sering dijadikan contoh simbol dan inspirasi bagi pimpinan di semua bidang, termasuk dalam rumah tangga agar mencontoh matahari yang dapat memberi bantuan dan manfaat kepada mereka yang membutuhkan.

Dalam kajian akademis, energi matahari (solar energy) dapat dimanfaatkan sebagai sumber listrik atau panas (kalor, heat). Tak hanya itu, harapan manusia terhadap solar energy juga bisa dimanfaatkan untuk sistem pendinginan. Keinginan tersebut bertambah menarik karena pendinginan sangat diperlukan ketika matahari sedang bersinar terutama pada tempat yang potensi tenaga mataharinya tinggi.

Ada dua cara pemanfaatan energi matahari. Pertama menggunakan PV (photovoltaic) panel untuk menghasilkan listrik secara langsung. Kedua dengan pengumpul panas (thermal collector) untuk menghasilkan dan memanfaatkan panas, termasuk menjadikannya sebagai pendingin. Selama ini masyarakat populer menikmati pendingin dengan menggunakan sistem kompresi uap (vapour compression) seperti yang digunakan pada Air Conditioner (AC) Split, AC Window, Kulkas dan lain-lain. Padahal ada cara lain yaitu dengan sistem penyerap (sorption system), yakni menggunakan panas sebagai energi utamanya.

Sistem penyerap atau sorption system beroperasi dengan cara yang berbeda dengan sistem pendingin biasa. Siklus termodinamikanya terdiri dari tiga fase penguapan. Pertama ketika refrijeran cair menguap di evaporator pada tekanan yang sangat rendah dan mengambil kalor dari sekitarnya. Kedua ketika uap air sebagai refrijeran diserap di absorber, larut pada larutan LiBr, sehingga menurunkan tekanan parsial pada evaporator dan menyebabkan lebih banyak cairan yang menguap.

 Dan ketiga ketika larutan (LiBr + H2O) dipanaskan di generator sehingga refrijerannya menguap. Selanjutnya di kondensasikan di kondenser dengan menukar kalornya untuk mensuplai rerfrijeran di evaporator. Kesemuanya ini dinamakan Solar Thermal Cooling System (STCS) sebagaimana terlihat pada gambar.(bawah) Dalam aplikasi solar thermal cooling system, air panas yang dihasilkan oleh solar collector digunakan untuk mensuplai kalor di generator pada absorption chiller. Kalor tersebut digunakan untuk menguapkan air pada larutan lithium bromide (LiBr). Chiller itu sendiri dilengkapi dengan burner yang menyediakan kebutuhan kalor ketika tenaga matahari kurang mencukupi kebutuhan kalornya. Selanjutnya, cooling tower diperlukan guna mengembunkan uap air di-condenser, selanjutnya air tersebut akan diuapkan lagi di evaporator.

Artikel yang dimuat dalam web ini adalah bagian dari Program Insentif Promosi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat oleh Dosen FTUI di Media Massa.

Sumber: alumni.ui.ac.id

Penulis: Prof. Muhammad Idrus Alhamid