22/05/2025 10:28 Authored By: Administrator

Deni Suryo Pratama, mahasiswa Departemen Teknik Kimia angkatan 2021 Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI). (Istimewa)
Deni Suryo Pratama, mahasiswa
Departemen Teknik Kimia angkatan 2021 Fakultas Teknik Universitas Indonesia
(FTUI), menorehkan prestasi membanggakan lewat penelitian mengenai potensi
produksi hidrogen geologis di Indonesia.
Mengangkat judul “Analisis
Tekno-Ekonomi dan Evaluasi Regulasi Produksi Hidrogen Geologis di Tanjung Api,
Sulawesi”, riset ini dilakukan Deni saat menjalani magang di Direktorat
Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM.
Penelitian Deni berfokus pada
kawasan Tanjung Api, Sulawesi Tengah, yang berdasarkan laporan Badan Geologi
Kementerian ESDM (2024), memiliki kandungan hidrogen alami hingga 35,56 persen
dalam rembesan gas alam.
Hal ini menjadikan kawasan
tersebut sebagai salah satu lokasi paling menjanjikan untuk pengembangan energi
bersih berbasis hidrogen di Indonesia.
Dalam studi tersebut, Deni
mengusulkan penggunaan teknologi Pressure Swing Adsorption (PSA) untuk
memurnikan hidrogen hingga 99,99 persen dengan efisiensi pemulihan sebesar 87,4
persen.
Evaluasi kelayakan ekonomi
dilakukan dengan pendekatan Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return
(IRR). Ia menemukan, skema Gross Split
Non-Konvensional (95 persen kontraktor–5 persen pemerintah) adalah yang paling
ekonomis.
Apabila gas alam dijual sebagai
produk sampingan, Levelized Cost of Hydrogen (LCOH) dapat ditekan hingga USD
3,89/MMBTU. Namun, tanpa penjualan gas alam,
nilai LCOH melonjak tajam menjadi USD 13,39/MMBTU.
“Laju alir produksi menjadi
faktor paling krusial dalam menentukan kelayakan proyek. Sementara skema cost
recovery jauh lebih sensitif terhadap perubahan variabel, sehingga perlu
pengelolaan ekstra hati-hati,” terang Deni, Kamis (15/5/2025).
Deni optimis, jika hasil
penelitiannya diterapkan, produksi hidrogen alami seperti di Tanjung Api bisa
menjadi alternatif energi bersih yang strategis, mengurangi ketergantungan pada
energi fosil, sekaligus mendorong pembangunan infrastruktur energi di wilayah
timur Indonesia.
Tak hanya itu, Deni juga
mengusulkan pembentukan Center of Hydrogen Excellence Indonesia sebagai wadah
kolaborasi antara akademisi, pemerintah, industri, dan masyarakat dalam riset,
inovasi, dan pengembangan SDM di sektor hidrogen.
Dosen pembimbingnya, Dr. Cindy
Dianita, menilai riset Deni sangat visioner. “Penelitian ini memiliki nilai
kebaruan tinggi, karena menjadi salah satu yang pertama mengkaji hidrogen alami
dari aspek teknis dan ekonomis di Indonesia. Bahkan kini menjadi referensi
Kementerian ESDM dalam penyusunan regulasi terkait hidrogen,” ujarnya.
Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan
Kurniawan, turut mengapresiasi pencapaian tersebut. “Penelitian ini menjadi tonggak
awal eksplorasi energi baru Indonesia. FTUI siap menjadi pusat riset dan
pengembangan hidrogen pertama di Tanah Air,” tegasnya.
Penelitian Deni membuktikan bahwa
riset mahasiswa pun bisa berdampak langsung pada arah kebijakan energi
nasional, serta menjadi kontribusi nyata menuju target Net Zero Emission 2060.