27/12/2016 20:10 Authored By: Administrator
Persaingan bisnis telekomunikasi antar operator selular di Indonesia sangat ketat, selain jumlah operator selular yang banyak juga karena porsi bisnis telekomunikasi konvensional berupa suara dan SMS yang jauh berkurang disebabkan pergeseran konten telekomunikasi ke layanan data. Operator telekomunikasi dengan basis teknologi CDMA satu demi satu bertumbangan, disebabkan tidak ada lagi dukungan pengembangan teknologi dan perangkat dari para vendor CDMA kepada para operator juga oleh kegagalan teknologi CDMA dalam meningkatkan kinerja operator. Pada masa kelahiran operator telekomunikasi berbasis CDMA digadang-gadang sebagai pesaing operator selular berbasis GSM dalam hal tarif dan kualitas. Kelahiran awal CDMA memberi shock-therapy kepada operator GSM dalam hal tarif, tetapi kegagalan CDMA meningkatkan kualitas dan kapasitas layanan CDMA menjadi petaka bagi operator CDMA. Tumbangnya operator selular berbasis CDMA sedikit mengurangi tingkat kompetisi kepada operator berbasis GSM/3G. Saat ini tekanan kepada operator selular 3G tidak kalah beratnya, kehadiran layanan berbasis internet seperti whatsapp, line, talk, dan lain-lain menggilas layanan konvensional operator selular. Apalagi kehadiran layanan “over the top (OTT)” membuat trafik data operator selular tumbuh secara fantastik tetapi pertumbuhana keuntungan operator tidak sebanding dengan pertumbuhana trafik data yang terjadi. Operator selular harus mencari cara untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan, kehadiran teknologi Long Term Evolution (LTE) tidak serta merta meningkatkan pendapatan dan keuntunnggan operator melalui pertumbuhan trafik data, malah menumbuh suburkan bisnis OTT yang disatu sisi meningkatkan penggunaan bandwidth operator tetapi belum tentu menghasilkan pendapatan yang signifikan bagi operator selular.
M2M dan Kunci Sukses
Tingkat kompetisi yang keras serta makin kecilnya porsi bisnis komunikasi “human to human (H2H)” berupa SMS dan suara, melahirkan kreativitas operator telekomunikasi menggarap peluang pasar komunikasi “human to machine (H2M)” dan “machine to machine (M2M)”. Dimana M2M memiliki peluang bisnis yang sangat menjanjikan dalam menghasilkan pendapatan bukan hanya bagi operator telekomunikasi tetapi bagi industri ICT secara umum; serta berimbas kepada pertumbuhan peralatan kantor, peralatan rumah tangga, mesin-mesin produksi, perangkat medis, transportasi, pendidikan, alat-alat berat bagi pertambangan, dan lain-lain. Lahirnya komunikasi M2M dilandasi oleh keinginan mempermudah dan mengintegrasikan kerja sistem, monitoring seluruh perangkat yang bekerja dan hasil kerjanya, meminimalisir kesalahan yang biasa terjadi ketika dioperasikan oleh manusia, serta dengan biaya yang minimal. Itu adalah contoh implementasi komunikasi M2M untuk bidang industri dengan fabrik yang tersebar di beberapa lokasi yang jauh yang harus dimonitor secara real-time (on-line). Dengan memanfaatkan M2M, direktur utama di kantor pusat dapat memonitor hasil produksi, stock produksi, bahan baku, dan lain-lain semua kantor dan fabrik yang ada. M2M dalam proses produksi suatu industri bukan merupakan teknologi baru, M2M merupakan pengembangan dijitalisasi dan data akuisisi yang telah ada sebelumnya. M2M adalah sistem komunikasi tanpa mengikutsertakan manusia dalam komunikasi antar mesin guna berinteraksi dalam proses suatu sistem. Salah satu CIO terbaik tahun 2015 dari forum iCIO diraih oleh CIO dari industri ternak ayam potong yang memanfaatkan konsep M2M untuk meningkatkan proses produksi ayam potong (iCIO Magazine, Maret 2015). Aplikasi M2M telah merambah dan memberi manfaat pada bidang pendidikan, kesehatan, transportasi, logistik, pariwisata, pertambangan, dan lain-lain
Artikel yang dimuat dalam web ini adalah bagian dari Program Insentif Promosi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat oleh Dosen FTUI di Media Massa.
Sumber: iCIO Magazine
Penulis : Ir. Gunawan Wibisono, M.Sc., Ph.D