rpm-ftui

27/12/2016 19:43 Authored By: Administrator

Kedatangan pemilik Facebook, Zuckenberg, 14 Oktober 2014 disambut cukup hangat oleh masyarakat. Kedatangannya mendapat sorotan media yang cukup besar, terlebih dengan aktivitas blusukan- nya ke Pasar Tanah Abang dengan Presiden Terpilih Jokowi. Kemudahan yang diberikan oleh media sosial, dengan biaya langsung yang relatif kecil yang dirasakan oleh konsumen, membuat masyarakat mengapreasi perubahan besar penyebaran informasi dan perubahan konstelasi hubungan manusia ke manusia.

Demokratisasi yang dilakukan oleh teknologi informasi dan komunikasi (TIK), memungkinkan semua orang menyatakan pendapat dan analisanya tentang kondisi terkini yang terjadi. Siapa yang menyana bahwa ditengarai terjadi penggembosan suara pada pemilihan presiden, karena kicauan di Twitter yang dilakukan oleh seorang petinggi partai. Kicauan di Twitter yang sifatnya informal, kini bergeser untuk dianggap sebagai suatu stand point pemikiran yang disampaikan untuk masyarakat terbuka.

Suatu fenomena yang luar biasa, yang tidak bisa dibayangkan oleh pencipta aplikasi komputer sebelumnya. Kita melihat interaksi yang intensif dari para pengguna Twitter, Facebook, Instagram, Path, yang kini melakukan proses penyebaran informasi dan informasi yang luas dan lebih bernas dibandingkan dengan cara penggunaan terdahulu. Perlu dicermati perjalanan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang kini terjadi.

Cara-cara baru untuk mendapat masukan dari masyarakat dan menggunakan tren pertemuan yang diatur melalui Twitter misalnya, dilakukan oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang membuat kuis untuk menjaring 20 orang Twitterati (aktivis Twitter) yang mendapat hadiah berupa pertemuan langsung (kopi darat) dengan mantan Presiden SBY di Istana Yogyakarta, sebelum serah terima pemerintahan 20 Oktober. Tanggapan yang diberikan oleh 29 juta follower tweet SBY cukup luar biasa.

Secara positif, dapat dikatakan bahwa ini adalah cara pengumpulan signature memory yang cukup baik dari kalangan masyarakat luas, yang demokratis dan terbukti mampu mengemukakan pendapatnya media terkini. Hashtag #Kopdar- Pamitan kini menjadi identifikasi ucapan terima kasih masyarakat pada pemimpin bangsa, dan evaluasi 10 tahun kepemimpinan Presiden SBY yang perlu diapresiasi. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa mengapresiasi, dan bukan hanya bersorak dan menggerutu.

Dengan meningkatnya akses Internet yang dilakukan oleh pengguna smartphone, terlihat kecenderungan penggunaan aplikasi over the top (OTT) seperti Twitter, Facebook, Instagram, Path, Line. Aplikasi tersebut tidak memberatkan penggunanya, namun tidak juga memberikan keuntungan pendapatan bagi perusahaan yang ada di Indonesia.

Aplikasi tersebut servernya dan penguasaannya terdapat di luar Indonesia secara bebas, dengan menggunakan jaringan perusahaan telekomunikasi besar yang ada dari Telkomsel, XL, Bolt, dll, telah memberikan layanan bagi pengguna di Indonesia. Kita perlu mencermati cermati manfaat dan risiko ke depannya bagi Indonesia. Perlu dilakukan upaya pemerintah untuk membuat regulasi yang juga memungkinkan berbagai inovasi dan kreativitas Indonesia untuk muncul dengan cara-cara terbaru yang efektif dan efisien untuk memperlihatkan keunikan dan keunggulan Indonesia.

Berbagai cara untuk meningkatkan perekonomian, sebagai imbas dari penggunaan teknologi perlu dilakukan. Saat ini telah terjadi pergeseran, dari penggunaan teknologi penyampaian informasi tertulis dalam pesan pendek berbentuk SMS, menjadi penggunaan Internet. Namun demikian, teknologi pendukungnya masih banyak yang hanya menggunakan layanan lambat berbasis 2G GSM/ EDGE yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi. Kecepatan yang diberikan masih jauh tertinggal dibanding 3G dan 4G.

Artikel yang dimuat dalam web ini adalah bagian dari Program Insentif Promosi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat oleh Dosen FTUI di Media Massa.

Sumber: nasional.sindonews.com