13/11/2018 15:44 Authored By: Administrator
Indonesia memiliki potensi kekayaan lokal berupa kerajinan tangan yang terbuat dari bahan alami, seperti kayu, rotan dan bambu. Akan tetapi, dengan semakin berkembangnya teknologi di abad ke 21, kerajinan tangan tersebut membutuhkan sentuhan teknologi agar lebih menarik konsumen untuk membeli.
Bekerjasama dengan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI), pengrajin lampu kayu asal Cisayong Tasikmalaya, Pak Holidin, mampu membuat kreasi lampu kayu tenaga surya. Kerjasama ini terselenggara berkat adanya Program FT UI Peduli.
Program FT UI Peduli ini sendiri bertujuan untuk membantu serta mensejahterakan masyarakat dalam program pengabdian masyarakat melalui aplikasi teknologi. Program FT UI Peduli digawangi oleh dosen FT UI, Dr. Tomy Abuzairi, dan didukung oleh start up bidang teknologi, Lampu-ind.
“Program ini akan memberikan nilai tambah (added value) pada produk kerajian lampu kayu di daerah mitra, sehingga lampu tersebut akan memiliki nilai jual yang tinggi dan dapat di-ekspor ke luar negeri,” ungkap Dr. Tomy.
Inovasi yang diciptakan pada produk kerajinan lampu tersebut yaitu dengan memberikan sentuhan teknologi tenaga surya dan LED pada lampu kayu. Dengan adanya teknologi tenaga surya ini, lampu tidak lagi memerlukan listrik dari grid, melainkan cukup dijemur saja di bawah terik sinar matahari dan energi listrik akan tersimpan secara otomatis pada lampu. Energi yang dipanen sel surya, berdaya 6,6 Watt, pada siang hari, nantinya dapat dimanfaatkan untuk penerangan pada malam hari secara cuma-cuma.
Lampu ini juga dapat menyala selama kurang lebih 12 jam menggunakan energi matahari yang telah tersimpan.
Dr. Tomy menjelaskan “Selain membantu dalam pengembangan produk, program FT UI Peduli ini juga memberikan pembimbingan penjualan secara daring di market place maupun di jejaring sosial media.”
Sumber: JABARPOS