13/11/2018 15:37 Authored By: Administrator
Chairul Hudaya dan mesin Penetas Telur Otomatis Bertenaga Surya hasil inovasinya, humas UI.
Jakarta: Dosen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Indonesia (FTUI), Chairul Hudaya menciptakan produk berupa
Mesin Penetas Telur Otomatis Bertenaga Surya. Mesin teknologi tepat
guna ini dihibahkan kepada Yayasan Rumah Yatim dan Pesantren, bagian
dari implementasi program Pengabdian Masyarakat (Pengmas),
Mesin penetas berkapasitas 100 telur tersebut diperoleh langsung dari
pengrajin, kemudian Chairul merekayasa aliran listriknya menjadi sistem solar charging. "Sehingga
alat ini menjadi bebas biaya listrik yang hemat dan efisien," kata
Chairul dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu, 3 Oktober 2018.
Dengan rekayasa teknologi yang dilakukan Chairul, alat penetas telur ini
dapat bekerja dengan memanfaatkan energi cahaya matahari. Alat ini
juga mampu menetaskan telur secara otomatis selama 21 hari, meskipun
jaringan listrik PLN padam.
Sebagai bentuk implementasi Program Pengabdian Masyarakat (Pengmas),
Chairul berinisiatif menghibahkan alat tersebut kepada Yayasan Rumah
Yatim dan Pesantren Ruhama (RYP Ruhama). Program ini merupakan bentuk
implementasi prioritas pemberdayaan masyarakat, dan kewirausahaan
berbasis ekonomi kreatif, sosial, budaya serta lingkungan.
"Untuk meningkatkan kapasitas produk lokal dan jasa, sehingga menjadi
produk unggulan daerah yang berdaya saing serta dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat," terang Chairul.
Ia berharap teknologi tepat guna ini dapat bermanfaat bagi pengurus
yayasan dan para santri RYP Ruhama. Terutama untuk menunjang
kemandirian pengurus dan para santri.
"Saya melihat, RYP Ruhama memerlukan program pemberdayaan santri
pascakelulusan. Mengingat lokasinya yang berada di tengah-tengah
perkampungan warga," imbuhnya.
Hibah alat ini dapat memberdayakan para santri serta masyarakat sekitar,
juga untuk dapat produktif berwirausaha dan menjadi sumber mata
pencaharian juga. Program Pengmas ini memanfaatkan dana hibah
pengabdian masyarakat, dari Unit Riset dan Pengabdian Masyarakat FTUI.
Selain itu juga dibantu sejumlah mahasiswa magister FTUI.
Ruhama merupakan yayasan yang didirikan sejak 2010. Saat ini, yayasan
tersebut menampung lebih dari 150 santri yang berasal dari hampir
seluruh provinsi di Indonesia.
Mereka belajar tanpa dipungut biaya, di mana kegiatan belajar mengajar
sudah dimulai sejak 03.00 WIB untuk Qiyamul Lail. Kemudian dilanjutkan
dengan belajar menghapal Alquran, belajar pelajaran pendidikan formal,
dan pelajaran lain terkait lingkungan dan masyarakat.
(CEU)
Sumber: Medcom.id