rpm-ftui

27/12/2016 13:05 Authored By: Administrator

Kejadian cairan asam sulfat yang tertumpah di Tol Angke KM 17 pada Selasa lalu (5/5) cukup menghebohkan, apalagi adanya satu korban meninggal dunia yang diakibatkan menghirup uap dari cairan berbahaya tersebut. Namun lantaran cukup langka, tidak banyak yang tahu tindakan yang  seharusnya dilakukan jika hal seperti ini sampai terjadi.

"Asam sulfat itu asam anorganik yang bersifat sangat korosif dan merusak. Untuk yang konsentrasinya 97-98% jelas sangat berbahaya, meski yang dipasaran biasanya hanya 75%," jelas Dewi Tristantini, Dosen Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia. Tidak hanya dalam wujud liquid-nya, bahkan setelah menguap pun, cairan yang biasa ada di dalam aki basah ini juga mematikan bagi manusia. Waktu menguapnya juga tergolong sangatcepat jika terpapar panas. Meski begitu, seharusnya kejadian sampai memakan korban seharusnya bisa terhindarkan. "Jika sudah tahu ada cairan kimia berbahaya tumpah, sebaiknya langsung menjauh dan cepat hirup udara segar. Bagi yang di dalam mobil, lebih baik langsung tutup jendela. Jangan coba-coba mendekat jika tanpa perlindungan, apalagi sampai menyentuh cairan tersebut," tambah Dewi.

Asam yang terbuat dari sulfur yang dioksidasi ini bersifat merusak hampir semua bahan yang terpapar olehnya. Ban yang terbuat dari bahan utama karet isoprene misalnya, pertama akan bereaksi dengan sulfurnya seperti proses vulkanisasi, namun jika terlalu lama justru akan terjadi brittle atau keras dan mudah pecah. Hal yang sama juga akan terjadi bila karet sepatu menginjak cairan dengan nama kimia H2SO4 ini.

Kulit manusia bersifat jauh lebih rentan, karena terkena cairannya sedikit saja akan langsung melepuhkan kulit. Menghirup uapnya akan menyebabkan sesak napas dan merusak saluran pernapasan. Jika terlanjur terkena kulit, maka disarankan untuk langsung dicuci dengan air.

Sedangkan untuk mengurangi kerusakan, misalnya bodi sampai terkena cairan ini, asam sulfat sebaiknya langsung diberikan kapur maupun soda kue dalam jumlah yang banyak, karena hasil reaksi dengan kedua zat tersebut akan menghasilkan garam dan asam lemah yang tidak berbahaya.

"Di Amerika ada yang mencampurkan dengan garam (NaCl). Hal ini jangan dilakukan, karena justru akan menghasilkan asam klorida yang juga sangat berbahaya," tutup dosen yang mengajar mata kuliah Teknologi Herbal ini. • Sano

Artikel yang dimuat dalam web ini adalah bagian dari Program Insentif Promosi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat oleh Dosen FTUI di Media Massa.

Sumber: Kompas Gramedia