rpm-ftui

27/12/2016 11:31 Authored By: Administrator

Penerapan Internet of Thing atau IoT di Indonesia diperkirakan masih rendah hingga 2019, dengan unit per kapita di bawah Thailand, Malysia, serta Singapura.

Sudev Bangah, Country Manager IDC untuk Indonesia dan Filipina, mengungkapkan prediksi IDC mengenai penerapan IoT di sejumlah negara.

IoT unit per kapita untuk sejumlah negara pada 2019, menurut IDC, menunjukkan posisi Indonesia berada di atas India, Filipina, serta Vietnam.

Akan tetapi, Indonesia tertinggal dibandingkan dengan Hong Kong, Thailand, Malaysia, China, Taiwan, serta Singapura.

Indonesia juga kalah jauh dibandingkan dengan Selandia Baru, Korea Selatan, serta Australia.

Sebagai gambaran, di Indonesia IoT diperkirakan 1,5 unit per kapita. Sedangkan posisi tertinggi seperti Australia mencapai 8,5 unit per kapita dan Korea Selatan 8,2 unit per kapita.

Kalamullah Ramli, pakar teknologi informasi dari Universitas Indonesia, mengungkapkan IoT bersama dengan komunikasi machine-to-machine melalui jaringan seluler akan menjadi bagian yang tumbuh paling pesat dalam industri teknologi informasi dan komunikasi.

"Pada 2015 saja diperkirakan ada 1 miliar perangkat IoT nirkabel yang diedarkan, naik 60% dibandingkan tahun sebelumnya," ujarnya dalam seminar bertajuk “Digital Transformation Era, Is Your Business Ready?” yang digelar PT Aplikanusa Lintasarta, IBM Indonesia, dan Indosat Ooredoo dengan dukungan Bisnis Indonesia di Jakarta, Rabu (1/6/2016).

Kalamullah yang mantan dirjen di Kementerian Kominfo itu menjelaskan ada banyak cara untuk monetisasi atau menghasilkan uang dari IoT.

Dia memberi contoh apa yang telah dilakukan oleh produsen bola lampu Philips dengan connected bulb, produsen mobil Audi dengan Audi Connect, Nexia dengan home intelligence, dan sebagainya.

"Saya sebagai dosen juga akan mengajarkan kepada mahasiswa untuk menjadi digitalpreneur melalui monetisasi IoT," tambahnya.

Artikel yang dimuat dalam web ini adalah bagian dari Program Insentif Promosi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat oleh Dosen FTUI di Media Massa.

Sumber: industri.bisnis.com