rpm-ftui

29/11/2018 08:56 Authored By: Administrator

Tribratanews – Tanpa kita sadari ternyata daerah Depok Lama memiliki banyak tinggalan bangunan bersejarah yang menjadi saksi sejarah perkembangan Kota Depok.

Hal ini dapat terlihat di sepanjang Jalan Pemuda banyak terdapat bangunan yang berasal dari abad ke-18 hingga masa sebelum kemerdekaan, seperti Gereja GPIB Imanuel, Sekolah pribumi zaman belanda (kini menjadi SDN Pancoran Mas 2), dan Gedung Pemerintahan Kolonial (kini menjadi Rumah Sakit Harapan).

Bangunan-bangunan ini merupakan monumen dan pengingat masa lalu Kota Depok yang tidak hanya mengandung nilai sejarah, tetapi juga memiliki nilai ekonomis untuk pariwisata.

Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (UI) yang diketuai oleh Dr. Ir. Praswasti PDK Wulan, M.T. (Dosen Departemen Teknik Kimia FTUI) memprakarsai program virtual tour untuk meningkatkan popularitas dari bangunan bersejarah yang ada di Depok Lama.

Tim ini juga menyertakan ahli arkeologi dari Departemen Arkeologi FIB UI, yaitu Alqiz Lukman, S.Hum, M.A., Danang Aryo Nugroho, Muhammad Jazmi, Khaesyar Nisfhan, dan Ide Nada Imandiharja. Selain itu, tim ini juga beranggotakan Fathya Afifah, S.Kom dan M. Sabiq Danurrahman, S.Kom yang merupakan alumni Fasilkom UI.

“Tur digital bangunan bersejarah Depok Lama merupakan bagian dari Program Pengabdian Masyarakat DRPM UI tahun anggaran 2018. Kegiatan ini juga bekerjasama dengan Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC), Depok Heritage Community, dan MAIN Indonesia,” kata Dr. Ir. Praswasti PDK Wulan, M.T dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Jum’at (23/11/2018).

Hebatnya program ini memanfaatkan teknologi kamera 360 berbasis Virtual Reality (VR). Tur digital ini juga menggunakan google maps untuk mempermudah masyarakat mengetahui lokasi dari bangunan bersejarah tersebut.

“Di dalam tur digital ini, masyarakat dapat melihat sejarah, foto lama bangunan, aktifitas yang dilakukan pada masa lalu, hingga kondisi bangunan saat ini,” jelasnya.

Untuk saat ini Virtual Tour ini masih dalam pengembangan dan penyempurnaan model. Program ini akan dapat diakses melalui laman www.depokheritageproject.com pada akhir tahun 2018.

Praswati berharap Melalui pengembangan tur digital ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik kunjungan wisatawan, baik lokal maupun internasional. Serta meningkatkan kepedulian akan pelestarian bangunan bersejarah yang ada di Kota Depok.

Yang lebih penting adalah program pengabdian masyarakat semacam ini juga diharapkan dapat memainkan peran yang krusial, dalam rangka mengharmonisasi hubungan sosial antar masyarakat dan meningkatkan kepercayaan diri individu dikarenakan cagar budaya merupakan sumber identitas dan kebanggaan masyarakat sekitarnya.

Praswati mengungkapkan jika visi dari program ini juga sejalan dengan rencana Pemerintah Kota Depok mewujudkan Depok Smart City, dimana segala sesuatu informasi yang terdapat di dalam kota dapat diakses publik melalui media digital.

“Hal ini sejalan dengan visi pemerintah kota Depok, disamping itu proses digitalisasi bangunan bersejarah ini juga sesuai dengan amanat UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dengan membangun sebuah sistem data kebudayaan yang terpadu,” ungkapnya.

Ia menambahkan, bangunan bersejarah adalah aset negara terkait dengan memori kolektif suatu bangsa tetapi juga instrumen untuk membangun peradaban bangsa di masa depan berdasarkan aset-aset budaya.

“Peninggalan bersejarah itu aset Negara, maka diperlukan perhatian dari semua pihak demi membangun peradaban bangsa di masa mendatang,” tambahnya.

(Tribratanews.id/Yori)

Sumber: tribratanews