rpm-ftui

29/11/2018 08:52 Authored By: Administrator

DEBAR.COM.-DEPOK- Kota Depok memiliki banyak peninggalan sejarah yang berharga sejak masa prasejarah hingga masa kolonial Belanda. Salah satu daerah yang masih dapat dilihat adalah di Kecamatan Pancoran Mas yang dikenal dengan kawasan Depok Lama dimana terdapat banyak bangunan bersejarah dan berasal dari awal abad ke 19.

Namun sangat disayangkan berdasarkan studi terbaru hampir 75 persen bangunan-bangunan tua di daerah ini telah mengalami alih fungsi tergerus hunian dan berbagai fasilitas komersil modern lainnya mengikuti tuntutan perkembangan zaman.

“Untuk itu Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia menginisiasi program melestarikan bangunan bersejarah yang ada di daerah Depok Lama melalui media digital. Dengan memanfaatkan teknologi Virtual Reality dan Kamera 360, tim UI melakukan perekaman untuk menjaga memori dan sejarah dari bangunan tersebut,” papar Ketua Tim Dr. Ir. Praswasti PDK Wulan, M.T., Selasa (27/11/2018).

Praswasti menjelaskan, sebanyak tujuh bangunan dijadikan target utama dari pilot project konservasi digital ini, yaitu GPIB Imanuel (gereja dari abad ke-18), Gedung YLCC (rumah pastori masa kolonial), Gedung Ebenhaezer (tempat pertemuan warga Depok Lama masa kolonial), sekolah pribumi zaman belanda (kini menjadi SDN Pancoran Mas 2), Gedung pemerintahan kolonial (kini menjadi Rumah Sakit Harapan), rumah presiden terakhir Depok, dan Stasiun Depok Lama.

“Pada saat ini perekaman dan konservasi digital bangunan Depok Lama ini masih dalam tahap pengembangan dan penyesuaian model,” jelasnya.

Diharapkan program ini dapat diakses oleh masyarakat luas melalui laman www.depokheritageproject.com pada akhir tahun 2018. Program ini menyertakan ahli arkeologi dari Departemen Arkeologi FIB UI untuk keakuratan data sejarah, yaitu Alqiz Lukman, S.Hum, M.A., Danang Aryo Nugroho, Muhammad Jazmi, Khaesyar Nisfhan, dan Ide Nada Imandiharja. Tim ini juga beranggotakan tenaga ahli dari Fasilkom UI, yaitu Fathya Afifah, S.Kom dan M. Sabiq Danurrahman, S.Kom untuk kebutuhan digitalisasi bangunan tersebut.

Digitalisasi bangunan yang dilakukan merupakan bagian dari Program Pengabdian Masyarakat DRPM UI tahun anggaran 2018. Program ini juga tidak dapat terwujud tanpa bantuan data dari Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein, Depok Heritage Community, dan MAIN Indonesia.

Program ini tidak hanya berguna untuk kepentingan pelestarian, tetapi juga menjadi sumber daya budaya yang dapat memacu perkembangan ekonomi masyarakat sekitar bangunan tersebut. Hal ini mengingat bangunan bersejarah tidak hanya bersifat sebagai memori dan memenuhi kebutuhannya sebagai pengingat masa lalu.

“Bangunan bersejarah juga dapat dimanfaatkan untuk pembangunan daerah dan peningkatan ekonomi masyarakatnya. Salah satu cara memanfaatkan cagar budaya adalah melalui pariwisata,” pungkasnya. (AR/Debar)

Sumber: debar